Jaripers.id - Muaro Jambi – Kenaikan harga beras yang mencapai Rp 17 ribu per kilogram turut menjadi perhatian publik. Banyak warga yang mengeluhkan dengan kenaikan harga beras ini, warga berharap tekanan daya beli bisa diatasi pemerintah ditengah beban kehidupan warga yang masih tinggi. Salah seorang ibu rumah tangga sumarti mengaku, kenaikan harga beras membuat dirinya harus mengurangi pembelian bahan pokok lainnya.
“Kenaikan harga beras sudah terjadi pada awal bulan September lalu, dari harga Rp 12 ribu mejadi Rp 15 ribu per kilonya. Kenaikan terus terjadi hingga kini diharga Rp 17 ribu per kilo. Kondisi ini membuat dirinya harus mengurangi belanja karena kanikan harga beras,”katanya sumarti dipasar tradisional sengeti muaro jambi pada kamis 14 september 2023.
Dampak buruk dari tingginya harga beras juga dirasakan oleh para pedagang makanan yang berbahan beras. Seperti yang disampaikan anim, pemilik warteg di kawasan jalan lintas jambi-riau, tepatnya di sekernan muaro jambi. Pedagang terpaksa mengurangi porsi makanan agar tetap mendapatkan keuntungan. Pedagang belum bisa menaikkan harga menu makanan, karena daya beli masyarakat yang belum pulih total akibat pandemi dan penghasilan perkebunan yang jauh dari harapan.
“Sekarang kita memilih mengurangai porsi makanan dari pada menaikan harga, karena untuk menaikan harga ditakutkan para pelanggan lari, untuk harga satu porsi kini masih dijual Rp 10 ribu. Meski keuntungan jauh menurun, namun dirinya tetap berjualan karena dari warteg ini lah dapat memenuhi kebutuhan keluarga, terutama biaya anak sekolah,”tegas anim.
Warga dan para penjual makanan berharap pemerintah dapat mengambil langkah kongkrit, agar harga beras turun kembali atau tidak semakin mahal.
Jaripers.id (Hfz)
